Pencetak para quthb. Barangkali demikianlah gelar yang pantas
disematkan kepada Al-Habib Umar bin Segaf Assegaf. Bayangkan saja,
dengan tangan dinginnya Al-Habib Umar bin Segaf berhasil mendidik dan
mencetak ulama-ulama besar dan bahkan para wali quthb. Diantaranya
adalah Al-Habib Hasan bin Sholeh Albahr, Al-Habib Ahmad bin Umar bin
Sumaith dan Al-Habib Mumammad bin Abdullah bin Qithban.
Berikut adalah wasiat yang ia tulis untuk kedua muridnya yang
notabene masih kakak beradik yang pernah “mondok” kepadanya, yaitu
Al-Habib Thahir dan Al-Habib Abdullah bin Husein bin Thahir.
Sesungguhnya seseorang akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar
di dunia dan akhirat apabila ia melakukan tiga hal. Pertama, menghindari
pergaulan dengan orang-orang yang tidak berilmu. Kedua, meninggalkan
majelis-majelis yang tidak bermanfaat dan cenderung membuang waktu
dengan percuma. Ketiga, tidak terpengaruh dan terbawa dengan gaya hidup
orang-orang zaman sekarang yang telah meninggalkan Al-Qur’an.
Maka, mengasingkan diri (uzlah) dari pergaulan awam adalah solusi
yang paling tepat bagi siapa saja yang ingin selamat dari kerusakan
zaman, disertai dengan niat yang baik dan ikhlas.
Sesungguhnya membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan khusuk dan tadabbur
(menghayati maknanya) sambil menggali rahasia-rahasianya yang penuh
dengan cahaya ilmu pengetahuan adalah hiburan yang hakiki disamping
sebagai simpanan pahala yang melimpah tentunya. Demikian juga dengan
mempelajari hadits-hadits Nabi SAW serta kalam-kalam para ulama salaf
yang telah sampai pada maqam “yaqin”. Semua itu akan mempertebal iman
kita dan menghapus segala keraguan, prasangka-prasangka buruk dan
kebimbangan kita akan kebenaran Allah, serta akan mengantarkan kita
untuk lebih dekat kepada Allah SWT.
Setiap umat Islam diwajibkan menuntut ilmu dalam situasi dan kondisi
apapun. Adapun mengajarkan ilmu dan berdakwah, itu hanya diwajibkan
kepada orang-orang yang telah berkompeten segi keilmuannya dan sesuai
kapasitasnya masing-masing. Dan mereka akan mendapatkan keutamaan dan
pahala yang besar dengan syarat mereka harus melakukan empat hal.
Pertama, selalu berusaha untuk ikhlas demi Allah. Kedua, menghormati
orang yang belajar kepadanya dan beranggapan bahwa ia merupakan karunia
dan amanat dari Allah SWT. Ketiga, senantiasa mensyukuri ilmunya sebagai
nikmat istimewa yang dikaruniakan kepadanya. Keempat, selalu berharap
kepada Allah agar “profesi”-nya sebagai pengajar kelak menjadi bukti
kebaikannya dan menyebabkan ia mendapatkan ridho-Nya.
Sesungguhnya seseorang yang menghiasi lahiriyahnya dengan taqwa dan meneguhkan hatinya dengan sidq (iman yang kokoh) kepada Allah, kemudian ia selamat dari sikap ujub (bangga
diri atas semua amalnya) dan membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran
nafsu, maka niscaya ia akan berhasil sampai ke tujuan, yakni memperoleh
segala kemurahan Allah. Dan ketahuilah, tingkatan tersebut pada
hakekatnya takkan mampu diraih seorang pun kecuali dengan kemurahan dan
taufik Allah SWT. Adapun manusia harus berdoa dan berusaha dengan
memperbanyak sholat, bacaan Al-Qur’an, istighfar serta dzikir-dzikir
yang lain disertai rasa takut (khosyah) dan pengagungan (ta’dhim).
Maka bertaqwalah kepada Allah baik dikala kamu sendirian maupun
diantara khalayak ramai. Amalkanlah semua ajaran yang terdapat dalam
kitab suci Al-Qur’an, hadits-hadits nabi SAW serta kitab-kitab para
salaf soleh. Dan beristiqomahlah di dalam berusaha mendapatkan ridho
Allah. Ambil dan kerjakanlah amalan-amalan kesunnahan nabi yang
sekiranya nantinya kamu mampu untuk beristiqomah mengerjakannya,
disertai dengan niat ikhlas, kehadiran hati dan prasangka baik.
Sesungguhnya Nur Ilahi akan kita dapatkan apabila kita beristiqomah
membaca Al-Qur’an disertai sikap hormat dan adab yang baik, menghayati
makna-maknanya, dan merasakan kehadiran Allah di hadapan kita. Bacalah
wirid-wirid yang sekiranya kamu mampu beristiqomah membacanya. Seperti
hizb Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad, hizb imam Nawawi, dan hizb
Albahr. Perbanyaklah melantunkan shalawat kepada nabi besar SAW serta
mengucapkan istighfar.
Sesungguhnya sumber dari segala kebaikan adalah prasangka baik kepada
Allah SWT dan makhluk-Nya. Maka berinteraksilah dengan makhluk Allah
dengan akhlak yang baik. Berikan semua hak-hak mereka tanpa ada perasaan
terpaksa. Sesungguhnya masing-masing dari mereka telah mendapatkan
keistimewaan dari Allah SWT. Dan sumber dari segala kesialan adalah
kebodohan. Maka bersyukurlah kepada Allah apabila kita dikeluarkan dari
jurang kebodohan. namun janganlah menganggap diri kita lebih pintar dari
siapa saja. Karena sesungguhnya Allah akan merahmati hamba-hamba-Nya
yang taat dengan rahmat-Nya
Sesungguhnya urusan dunia dan akhiratmu tergantung baik tidaknya
agamamu. Maka ambillah sedikit saja dari dunia dengan niat yang baik,
niscaya itu akan membantumu untuk sampai kepada Allah. Berdakwahlah dan
ajaklah manusia menuju jalan Allah dengan sikap bijak dan ucapan-ucapan
yang bagus ( kalimat ini adalah izin dan perintah dari Al-Habib Umar
kepada Al-Habib Thahir dan Al-Habib Abdullah untuk menyebarkan ilmu dan
berdakwah). Mintalah kepada Allah agar selalu mendapatkan hidayah.
Sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang ia
kehendaki.
Post a Comment